Berikut
ini enam rahasia puasa menurut Imam al Ghazali yang ditulis dalam kitab fenomenalnya Ihya’
Ulum ad Din:
1.
Menundukkan
mata dan mencegahnya dari memperluas pandangan ke semua yang dimakruhkan, dan
dari apapun yang melalaikan hati untuk berdzikir kepada Allah.
2.
Menjaga
lisan dari igauan, dusta, mengumpat, fitnah, mencela, tengkar, dan munafik.
3.
Menahan
telinga dari mendengar hal-hal yang dimakruhkan. Karena semua yang haram
diucapkan, haram pula didengarkan. Allah menyamakan antara mendengar dan
memakan perkara haram, “sammaa’uuna lil kadzibi akkaaluuna lis suht”.
4.
Mencegah
bagian tubuh yang lain seperti tangan dan kaki dari tindakan-tindakan dosa,
juga mencegah perut dari makan barang syubhat ketika berbuka. Mana mungkin
bermakna, orang berpuasa dari makanan halal lalu berbuka dengan makanan haram.
Ibaratnya seperti orang yang membangun gedung tetapi menghancurkan
kota. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Banyak sekali orang yang berpuasa
namun yang ia dapat hanya lapar dan haus. Ia adalah orang yang berbuka dengan
haram. ”Wa qiila, “Ia yang berpuasa lalu berbuka dengan memakan daging
sesama, yaitu dengan ghibah.”
5.
Tidak
memperbanyak makan ketika berbuka, mengisi perut dan mulut dengan tidak
sewajarnya. Maka, apalah arti puasa jika saat berbuka seseorang mengganti apa
yang hilang ketika waktu siang, yaitu makan. Bahkan, justru ketika Ramadhan makanan
akan lebih beragam. Apa yang tidak dimakan di bulan-bulan selain Ramadhan malah
tersedia saat Ramadhan. Padahal, maksud dan tujuan puasa ialah mengosongkan
perut dan menghancurkan syahwat, supaya diri menjadi kuat untuk bertakwa.
6.
Supaya
hati setelah berbuka bergoncang antara khouf (takut) dan roja’ (mengharap).
Karena, ia tidak tahu apakah puasanya diterima dan ia menjadi orang yang dekat
dengan Allah, ataukah puasanya ditolak dan ia menjadi orang yang dibenci. Dan
seperti itulah adanya di seluruh ibadah ketika selesai dilaksanakan.
Rahasia-rahasia
yang dipaparkan oleh Imam Ghazali ini bisa kita perhatikan baik-baik, di mana
puasa bukan hanya tentang perut. Puasa adalah berpuasanya seluruh tubuh,
puasanya mata, puasanya kaki, puasanya tangan, puasanya telinga, bahkan hati
pun ikut berpuasa. Puasa tidak hanya dipandang secara syariat antara sah dan
batal. Karena yang puasanya sah hingga tebenam matahari belum tentu diterima
oleh Allah. Melainkan puasa yang menyeluruh dari raga hingga jiwa. Wallahu
a’lam bis shawab.
Sumber
Web: Fiqhmenjawab.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar