Asal-usul filsafat, dalam pengertian cara-cara baru berpikir yang diberi nama filsafat pertama kali dibuat dan menjadi tradisi besar dan berpengaruh, mulai dari peradaban Yunani Kuno. Asal-usul filsafat dalam pengertian ini biasanya lebih tepat asal-usul filsafat Barat, yang bermula dari Yunani Kuno sekitar Abad ke-7 dan ke-6 SM ketika Anaximandros, Anaximenes, Thales dan lain sebagainya disebut-sebut sebagai pemikir-pemikir generasi awal yang disebut secara embrional dipandang sebagai cikal-bakal filsafat berawal dan tumbuh hingga dewasa ini. Pythagoras disebut-sebut sebagai pemikir pertama yang menyebut model berpikir Thales dan kawan-kawannya itu dengan filsafat. Tetapi jika dari sudut pandang cara-cara yang dipakai Thales dan kawan-kawan, yaitu cara dari dalam diri manusia memahami realitas atau alam, yang dipandang secara awal-mula filsafat, sebenarnya cara-cara berpikir yang mirip dengan mereka sudah ada jauh sebelumnya, misalnya di India.
Pada tahun 1500 – 700 SM, di India, di tengah-tengah usaha memahami realitas atau alam ini secara mistis dan religius, menurut Velasques, ada cara-cara baru dalam memahami realitas atau alam seperti bisa ditemui dalam himne-himne dalam Veda-veda karya para penulis dan pemikir India yang umumnya tidak diketahui. Cara-cara memahami realitas atau alam adalah upaya mendeskripsikan asal-usul alam semesta dalam istilah-istilah mistis, namun dalam saat yang sama juga menggambarkan cara-cara yang nonmistis dan dekat dengan terma-terma filsofis sebagaimana kita kenal sekarang, misalnya, tentang eksplanasi Yang Satu yang dipahami yang bukan eksistensi ataupun noneksistensi, yang tidak di bumi dan tidak dilangit, pendeknya yang takterbedakan dan taktergambarkan. Mereka berfilsafat tentang hakikat realitas mutlak. Dalam Uphanishad, tulisan-tulisan yang kemudian ditambahkan dalam Veda, kita bisa menemukan upaya-upaya pertma para pemikir India memahami realitas mutlak dalam terma-terma filsofis.
Filsafat dalam pengertian hakikinya, tanpa harus bernama filsafat, yaitu sebagai upaya mengerti secara rasional tentang dunia luar dan dunia dalam manusia, barangkali tidak bisa hanya disebut bermula dari masyarakat India, Mesir, Yunani atau yang lainnya. Kata-kata yang bijak untuk mengatakan asal-usul filsafat yang sesungguhnya, tanpa terjebak pada istilah, adalah semenjak manusia itu ada. Sejak manusia ada, berfilsafat atau sebut saja berpikir mendalam dan mendasar mengenai realitas barangkali telah menjadi bagian dari hidup manusia itu, meski mungkin pengertian filsafatnya tidak sedalam yang bisa dimengerti orang di jaman sekarang. Tidak bijak kiranya mengatakan bahwa berfilsafat hanya mungkin dimengerti orang setelah sekian masa perjalanan umat manusia. Tidak bijak kalau kita bilang, orang-orang primitif tidak mungkin bisa berfilsafat, hanya orang setelah jaman filosof-filosof Yunani saja yang bisa berfilsafat. Berfilsafat adalah bagian cari cara hidup manusia dalam memecahkan masalah-masalah hidupnya, dan awal-mula filsafat, dalam makna hakikinya tanpa melihat namanya karena sebelum ada nama filsafat orang sudah berfilsafat, adalah pertama kali manusia ada.
sumber : http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-filsafat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar