Senin, 26 Desember 2016

Hubungan Filsafat sosial dan sosiologi

Sosiologi yang pernah diperlakukan sebagai filsafat sosial, atau filsafat sejarah, muncul sebagai ilmu sosial yang mandiri pada abad ke-19. Auguste Comte, seorang Prancis, secara tradisional dianggap sebagai bapak sosiologi. Comte terakreditasi dengan coining dari sosiologi istilah (tahun 1839). "Sosiologi" terdiri dari dua kata: socius, yang berarti pendamping atau asosiasi, dan logo, yang berarti ilmu atau belajar. Makna etimologis dari "sosiologi" demikian ilmu masyarakat. John Stuart Mill, seorang pemikir sosial dan filsuf abad ke-19, mengusulkan etologi kata untuk ini ilmu baru. Herbert Spencer mengembangkan studi sistematis tentang masyarakat dan mengadopsi kata "sosiologi" dalam karyanya. Dengan kontribusi dari Spencer dan lain-lain itu (sosiologi) menjadi nama permanen dari ilmu baru.

* Sosiologi

Sosiologi memaknai metode observasi dan berusaha menerangkan sebab-musabab suatu gejala sosial yang konkrit dari keadaannya yang lebih luas. Maka sosiologi tetap berada di bidang kejadian yang dapat diobservasi.

ü Fase pertama dapat dikatakan metode Histori. Dalam fase ini, dibahas suatu gejala sosial tersendiri bersama dengan elemen-elemen yang dapat diobservasi. Dalam artian memahami peristiwa masa silam kemudian menuntaskannya menjadi prinsip-prinsip yang bersifat umum.

ü Fase kedua berupa pengukuran kejadian-kejadian yang akan dibahas. Inilah tugas metode statistic itu sendiri.

ü Fase ketiga atau bisa disebut dengan Metode Komparatif yakni metode perbandingan.

ü Fase keempat berupa penafsiran suatu hipotesis.

ü Fase kelima dapat dikatakan metode Case-Study yang didalamnya mempelajari gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat berupa pembuktian kebenaran hipotesa itu sendiri.

* Filsafat Sosial

Filsafat sosial menempuh kebalikan jalan observasi sosiologi. Sosiologi bermaksud untuk mencapai pengetahuan yang selalu bertambah eksak tentang data positif. Filsafat sosial itu adalah data ontology dari segala sesuatu yang bersifat sosial, artinya inti sari dari hidup sosial itu dikembalikan ke pokok ada manusia. Yang tercetus dalam setiap dan segala data sosial yang konkrit, misalnya hubungan pokok perorangan dengan hidup bersama. Dalam hal ini, aliran-aliran filsafat bersimpangan. Pandangan-pandangan mengenai kepentingan umum, mengenai bentuk pemerintahan, dasar hukum dan keadilan, bergantung pada tanggapan terhadap hubungan perorangan dengan kehidupan bersama. Pandangan penting juga artinya untuk penentuan norma-norma untuk mengatur segala konkrit hubungan antar manusia.

Untuk mendapat pengeathuan normative tentang pengaturan tata tertib sosial, filsafat sosial melalui 2 fase :

ü Fase pertama dibahas hubungan perorangan dalam kehidupan bersama.

ü Fase kedua mengenai normative yang konkrit untuk tindakan sosial.

Jadi, tergambar jelas perbedaan antara Filsafat sosial dan Sosiologi. Walaupun pada dasarnya objek materiil dari objek penelitian kedua bidang ini sama, yakni Pengalaman sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar