Secara praktis filsafat manusia bukan saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri kita di dalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu. Pemahaman demikian pada gilirannya akan memudahkan dalam mangambil keputusan-keputusan praktis atau dalam menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari. Sedangkan secara teoritis filsafat manusia mampu memeberikan kepada kita pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi yag tersembunyi di balik teori-teori yang terdapat di dalam ilmu-ilmu tentang manusia.
Manfaat lainnya adalah mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Dalam mempelajari filsafat manusia kita akan dapatkan sebuah pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia, yang tidak pernah habis-habisnya dipertanyakan apa makna dan hakikatnya.
Ciri kritis filsafat manusia berhubungan dengan dua metode yang dipakainya (sintesa dan refleksi) dan dua ciri yang terdapat di dalam isi atau hasil filsafatnya (ekstensif dan intensif). Ciri kritis filsafat manusia seringkali menimbulkan kesan, bahwa filsuf yang membahas hakikat manusia adalah “tukang kecam” yang gemar menentang atau memusuhi ilmu pengetahuan. Ilmu di mata para filsuf seolah-olah berupa sekumpulan pengetahuan yang dangkal dan keliru! Tentu saja itu hanya kesan yang tidak benar, karena pada kenyataannya banyak filsuf yang justru menempatkan teori-teori ilmiah sebagai sarana untuk memberikan justifikasi terhadap gagasan-gagasanya.
sumber : filsafat manusia (zainal abidin, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar