Senin, 10 Oktober 2016

Apa yang menjadi persoalan filsafat?

assalau'alaikum wr.wb ^^
Haiiiii the readers, kali ini saya anak memberikan sekilas informasi yang saya ketahui mengenai persoalan-persoalan yang menjadi dasar dari filsafat itu sendiri. kali ini persoalan itu muncul atau dikemukan oleh Immanuel Kant (filsuf Jerman), semoga informasi ini dapat menambah wawasan para the readers dan akan membuat kalian... iyah kalian... lebih menyukai mengenai filsafat.!!!!

Tokoh yang terkenal dalam filsafat adalah Immanuel Kant, beliau merupakan filsuf besar Jerman yang telah melahirkan banyak aliran dan pemikiran-pemikiran tentang filsafat. disini akan dibahas mengenai empat persoalan yang mendasari gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan tersebut merupakan isi utama dari pemikiran kritisisme Immanuel Kant, yang dijadikan sebagai dasar dari filsafat itu sendiri. 

1. Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
Dari pertanyaan “apakah yang dapat kita ketahui?” yang dikemukakan oleh immnauel kant, telah melahirkan cabang dari filsafat itu sendiri. Cabang filsafat ini adalah metafisika, metafisika adalah salah satucabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada. Melalu metafisika inilah kita dapat mnegathui segala sesuatu hal yang ada di kehidupan ini memiliki penyabab-penyebab terjadi segala sesuatu tersebut 
2. Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
Jawaban atas pertanyaan Immanuel kant yang di atas berhubungan dengan etika, karena melalu etika kita dapat menjaga perilaku dan sikap ketika sedang berhadapan dengan seseorang. Melalui etika kita dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh kita kerjakan, seperti halnya dapat mengetahui hal yang benar dan salah,serta mengetahui batasan-batasan dalam bertindak (berperilaku dan bersikap). Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenal standar dan penilaian moral.
3.    Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
Berdasarkan pertanyaan ini, cabang filsafat yang terbentuk yaitu adalah agama. Manusia dengan adanya agama akan memiliki pedoman, tuntunan, dan pegangan yang menjadikannya manusia lebih terorganisir dalam menjalani kehidupan. Agama merupakan sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan menusia dengan tatanan/ perintah dari kehidupan. Agama pula memberikan manusia sebuah perintah yang secara sadar akan dilakukan oleh manusia seperti menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama dan melakukan perbuatan yang diperbolehkan oleh agama itu sendiri. Melalui agama manusia dapat mencurahkan seluruh keluh kesah dalam menjalani kehidupan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena manusia cendring memiliki sifat serakah aka sesuatu hal. Oleh karena itu, agama dapat dijadikan pedoman untuk melakukan apa yang menjadi pengharapan kita.
4.      Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh antropologi)
Pertanyaan ini secara langsung telah melahirkan cabang dari filsafat yaitu antropologi. Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Melalui antropologi kita dapat mengetahui apa itu manusia, jenis-jenis manusia (masa lalu-masa kini), dan juga memepelajari bahwa manusia itu adalah makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Dari pengertian itu lah maka sebagai manusia kita tidak dapat hidup sendiri dan akan tergantung kepada orang lain, maka dari itu manusia memerlukan pasangan yang dapat mendampingi untuk menjalani kehidupan. Antropologi menurut david hunter adalah ilmu yqng lahir dari keinginan yang tidak terbatas tentang umat manusia, oleh karena itu muncullah peertanyaan di benak Immanuel kant tentang manusia.


Jawaban diatas adalah merupakan pendapat dari saya pribadi dengan mencari dari berbagai sumber dan referensi. Diharapkan artikel yang dibuat ini dapat membantu para pembaca blog lebih memahami mengenai persoalan-persoalan filsafat yang dikemukakan oleh Immanuel Kant ^^

Terima kasih ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar